Anjing dikenal sebagai hewan peliharaan yang sangat setia kepada pemiliknya, sehingga tidak mengherankan jika menjadi peliharaan favorit di seluruh dunia. Selain kesetiaannya, anjing memiliki indera penciuman yang luar biasa tajam. Dengan lebih dari 220 juta reseptor penciuman—jauh lebih banyak dibandingkan manusia yang hanya memiliki 5 hingga 10 juta—anjing mampu mendeteksi aroma hingga 10 ribu hingga 100 ribu kali lebih akurat dibandingkan manusia.
Kemampuan luar biasa ini memungkinkan anjing mengenali berbagai bau, termasuk yang tidak terdeteksi oleh manusia. Beberapa ras anjing dengan penciuman sangat kuat sering dilatih menjadi anjing pelacak untuk membantu polisi mendeteksi narkoba, bahan peledak, atau mencari korban bencana. Lebih dari itu, anjing juga mampu mendeteksi kondisi medis, bahkan yang terkadang luput dari perhatian dokter.
Anjing dapat mengenali perubahan kecil dalam tubuh manusia, seperti perubahan hormon atau pelepasan senyawa organik yang mudah menguap (VOC). Penelitian terus dilakukan untuk memahami mekanisme ini dan mengembangkan potensi anjing sebagai pendukung dalam dunia kesehatan.
Bukan hanya setia, anjing juga memiliki kemampuan luar biasa dalam mendeteksi penyakit. Lantas, apa saja penyakit yang bisa dideteksi oleh anjing? Berikut penjelasannya:
1. Diabetes
Anjing dapat mendeteksi penyakit diabetes, terutama dengan mengenali gejala gula darah rendah pada penderita diabetes tipe 1. Mereka mampu mendeteksi perubahan bau tubuh yang mengindikasikan hipoglikemia. Anjing-anjing ini menjalani pelatihan khusus untuk memperingatkan pemiliknya saat kadar gula darah turun atau melonjak.
Sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan di Diabetes Care menunjukkan bahwa anjing mampu mendeteksi isoprena, senyawa kimia yang meningkat dalam napas saat gula darah rendah. Sementara manusia tidak dapat mengenali isoprena, anjing memiliki kepekaan tinggi terhadapnya. Penelitian lain di Diabetes Therapy mengungkapkan bahwa anjing dapat mengendus keringat manusia selama hipoglikemia dengan akurasi hingga 87,5%. Hal ini menjadikan anjing alat deteksi dini yang efektif untuk kondisi berbahaya seperti hipoglikemia.
Kehadiran anjing pendeteksi dapat membantu pasien mencegah komplikasi dengan memberikan peringatan dini sebelum gula darah mencapai tingkat berbahaya.
2. Kanker
Anjing mampu mendeteksi berbagai jenis kanker, termasuk kanker kulit, payudara, prostat, kandung kemih, dan paru-paru. Tumor diketahui menghasilkan senyawa kimia yang mudah menguap, yang dapat diendus oleh anjing.
Dalam sebuah penelitian, seekor anjing milik pasien terus menjilati tahi lalat di belakang telinganya. Setelah diperiksa, tahi lalat itu ternyata melanoma ganas. Penelitian lain pada 2019 menemukan bahwa anjing, menggunakan pelatihan clicker, mampu mendeteksi kanker paru-paru melalui sampel darah dengan akurasi hingga 97%. Kemampuan ini memberikan harapan besar untuk pengembangan metode deteksi kanker yang lebih cepat dan murah.
3. Malaria
Anjing juga dapat mendeteksi malaria dengan cara unik, yaitu mengendus kaus kaki pengidap. Penelitian awal menunjukkan bahwa anjing dapat mengenali bau infeksi parasit pada kaki dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Meski masih dalam tahap awal, kemampuan ini berpotensi membantu deteksi dini malaria, terutama di wilayah endemik.
4. Narkolepsi
Narkolepsi, gangguan yang menyebabkan serangan tidur mendadak, juga dapat dikenali oleh anjing. Anjing terlatih mampu memperingatkan pemiliknya dengan menjilat atau menyenggol mereka saat gejala muncul.
Penelitian pada 2013 menemukan bahwa dua anjing terlatih berhasil mendeteksi narkolepsi pada 11 dari 12 pasien menggunakan sampel keringat. Kepekaan ini memungkinkan penderita narkolepsi mengantisipasi serangan, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan atau cedera.
5. Epilepsi
Anjing terlatih mampu mendeteksi kejang pada penderita epilepsi hingga 40 menit sebelum kejang terjadi. Mereka dapat mencium perubahan kimia dalam tubuh yang mendahului kejang. Peringatan ini memberikan waktu bagi penderita untuk mengambil langkah pencegahan, seperti minum obat atau mencari bantuan.
6. Migrain
Migrain juga dapat dikenali oleh anjing melalui perubahan bau tubuh. Dalam sebuah survei terhadap penderita migrain, 54% melaporkan bahwa anjing mereka menunjukkan perubahan perilaku sebelum atau selama serangan migrain, seperti menjadi lebih perhatian atau duduk lebih dekat dengan pemiliknya.
Meskipun penelitian ini berbasis laporan mandiri dari pemilik, hasilnya menunjukkan bahwa anjing memiliki kemampuan untuk mendeteksi tanda-tanda migrain, yang memberikan waktu bagi pemilik untuk bersiap menghadapi serangan.
Sumber:
1. "4 Kondisi Medis yang Dapat Dideteksi Anjing Melalui Indra Penciuman":
https://www.kompas.com/homey/read/2023/02/09/
152500776/4-kondisi-medis-yang-dapat-dideteksi-
anjing-melalui-indra-penciuman.
3. "Anjing Bisa Deteksi Penyakit Diabetes lewat Keringat":
https://health.kompas.com/read/2015/10/27/170000
723/Anjing.Bisa.Deteksi.Penyakit.Diabetes.lewat.
Keringat.